Sabun Omega, Bisnis yang Sukses Dibantu Bank Kalbar
Aneka produk sabun pembersih dihasilkan sebuah industri kecil di Kota Pontianak. Industri yang berlokasi di Jalan Purnama, Pontianak Selatan tersebut setiap hari mampu memproduksi total 130-150 jerigen sabun. Satu jerigen setara lima liter cairan.
“Produk yang dihasilkan adalah deterjen pakaian, sabun cuci piring, sabun cuci tangan, pewangi pakaian parfum pakaian, sabun lantai, karbol lantai, pembersih kaca, dan shampo motor,” ungkap Cahyo Setiadi (33), menyebutkan apa saja produk sabun yang dihasilkan.
Cahyo merupakan pemilik usaha dengan merek dagang bernama Omega. Usaha tersebut merupakan usaha keluarga yang semula dirintis oleh saudara kandungnya, dan didirikan pada tahun 2015.
Sejak tahun 2018, Cahyo bergabung dengan bisnis sang kakak untuk memajukannya bersama. Pria bertubuh tinggi ini meminta sang kakak untuk fokus pada formula sabun dan menjaga kualitas produk, sementara urusan manajemen dan marketing diserahkan kepada dirinya.
Saat ini, produk tersebut dipasarkan di Kalimantan Barat serta Yogyakarta dan sekitarnya. Rumah produksinya juga berada di kedua daerah itu. Untuk yang di Yogyakarta, saudara Cahyo yang mengelola.
“Kalau di Kalbar, produk ini sudah ada tersedia, kecuali di Bengkayang,” ucapnya.
Produk sabun ini kebanyakan dikemas dalam kemasan jerigen. Namun ada pula dalam kemasan botol. Meski berskala industri kecil, produk yang beredar ini sudah ada yang mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan. Bila sudah mendapatkan izin edar tersebut, maka produk ini sudah melalui proses dan standarisasi yang aman sehingga boleh digunakan oleh masyarakat. Selain itu, lantaran izin edar tersebut dari Kementerian Kesehatan RI, maka produk ini bisa dipasarkan ke wilayah mana pun di tanah air.
Bisnis pembuatan sabun yang telah berjalan sekitar delapan tahun tersebut diakui Cahyo tidaklah mudah. Pasang surut usaha adalah hal yang umum terjadi. Tapi bagi Cahyo, usaha tanpa cobaan tidaklah menantang.
Salah satu tantangan dalam industri ini adalah menjaga kualitas bahan baku kimia agar tetap dalam kondisi yang baik. Sebab bagaimanapun produk ini digunakan dengan sentuhan kulit manusia. Sehingga apa yang kandungan produk jangan sampai membahayakan orang yang menggunakan.
Tantangan distribusi bahan baku juga menjadi hal yang biasa dihadapi. Bahan baku umumnya didatangkan dari luar Kalbar dengan menggunakan jalur transportasi air. Kadang kala banyak hal yang tak terduga terjadi, seperti cuaca buruk, rute kapal yang terlalu panjang, hingga permintaan barang-barang yang tinggi pada momen-momen besar kerap kali membuat waktu distribusi menjadi lebih panjang.
“Namun karena kami sudah biasa menghadapi situasi ini, maka kami bisa melakukan mitigasi. Kalaupun nanti tidak sesuai target barang sampai, setidaknya tidak terlalu lama molor,” ujarnya.
Saat Pandemi Covid-19 melanda, bisnis sabun milik Cahyo justru mencatatkan penjualan yang meningkat. Hal ini dikarenakan tumbuhnya reseller maupun distributor yang kebanyakan merupakan para pekerja yang terdampak Coivd-19. Sabun Omega seolah menjadi penyelamat saat para pekerja kehilangan pekerjaan, pemotongan gaji, hingga pengurangan jam kerja.
“Banyakyang menawarkan diri untuk menjadi distributor. Promosi sosial media yang dilakukan oleh distributor ini juga berpengaruh terhadap penjualan kami,” ujarnya.
Seiring berjalannya usaha, permintaan pasar semakin besar. Maka, meningkatkan kapasitas produksi pun semakin menjadi sebuah keharusan. Untuk menyokong usahanya itu, dimanfaatkanlah fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Bank Kalbar.
Sejak awal berdiri tahun 2015, fasilitas KUR dari Bank Kalbar sudah dimanfaatkan. Modal usaha ini terutama digunakan untuk mengontrak sebuah rumah yang kini menjadi lokasi usaha tersebut.
Modal usaha lewat skema KUR ini kembali dimanfaatkan oleh Cahyo pada tahun 2022. Ia kembali mempercayakan fasilitas kredit tersebut dari Bank Kalbar. Modal usaha yang kedua ini digunakan terutama untuk membantunya pengurusan izin edar produk. Setiap item produk memang perlu didaftarkan sehingga membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
“Tetap di Bank Kalbar karena koordinasinya enak, dokumen yang disiapkan tidak seperti pengajuan awal. Selama ini hubungan kami sudah terjalin dengan bagus,” tutupnya.
Ke depan usaha tersebut akan didorong untuk terus bertumbuh dengan harapan bisa memberikan ladang penghasilan bagi lebih banyak lagi orang. Cahyo juga menargetkan penjualan di ritel-ritel modern dengan menghadirkan kemasan yang ekonomis.
“Harapannya nanti ada kemasan pouch,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Utama Bank Kalbar, Rokidi mengapresiasi para pelaku usaha di yang memanfaatkan kredit dari Bank Kalbar sehingga mampu tumbuh secara progresif. Bank Kalbar, dikatakan Rokidi siap memberikan dukungan berupa modal usaha melalui program KUR ataupun skema kredit lainnya.
“Kami konsen untuk memberikan fasilitas kredit bagi UMKM ini seperti yang diinginkan pemerintah,” ucapnya.
Bagi Rokidi, UMKM merupakan pilar pembangunan karena merupakan salah satu pendongkrak perekonomian. Itu pula sebabnya Bank Kalbar menyediakan banyak fasilitas kredit yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku UMKM. Bahkan untuk usaha skala mikro, Bank Kalbar punya program KUM Peduli dengan kredit modal usaha maksimal sebesar lima juta rupiah.
Dia menambahkan, sebagai bentuk komitmen dalam pengembangan UMKM, Bank Kalbar memiliki dua kantor cabang yang secara khusus diperuntukkan bagi nasabah UMKM, yakni di Pontianak dan Sintang. “Ke depan akan juga dibuka di Ketapang,” pungkasnya. (Tim JPK)