Peran Jurnalis Perempuan, Serta Isu Pemberitaan Terhadap Perempuan di Kalbar
Dalam rangkaian kegiatan Seratoes-248 digelar Diskusi yang bertajuk Perempuan Dalam Sejarah, Peran dan Pembangunan Daerah, yang dilaksanakan di PMK CO-Working Space, jalan Karna Sosial, Gg Wonoyoso II, kota Pontianak, pada Kamis (31/10/2019) sore.
Menjalankan rangkaian kegiatan Seratoes-248 ini, sebelumnya sudah dilakukan beberapa diskusi, dengan tempat atau ‘venue’ yang berbeda-beda.
Dan kali ini, adalah menjadi tempat terakhir dalam rangkaian kegiatan diskusi. Dalam diskusi yang terbuka untuk umum ini pula, kali ini diramaikan dari rata-rata mahasiswa-mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Tanjungpura.
Sesuai tema diskusi, tampak yang hadir pun banyak dari kaum perempuan, dengan pemantik diskusi yang dihadirkan pun perempuan, yakni Sri haryanti dari Gemawan Pontianak, lalu Wati Susilawati dari Jurnalis Perempuan Khatulistiwa (JPK), serta dihadiri pula oleh beberapa penggiat jurnalis, penggiat literasi, dan lainnya.
Pada kesempatan tersebut, Wati Susilawati selaku pemantik diskusi, banyak berbagi pengalamannya saat menjadi jurnalis perempuan, serta memberitahukan bagaimana peran jurnalis perempuan saat ini.
Dikatakannya, media massa sangat berkontribusi kepada jutaan manusia, untuk saling terkoneksi. Seperti media massa dalam bentuk cetak, elektronik, hingga media online yang dimana itu mengandalkan jaringan internet, mengokohkan posisinya sebagai bagian dari kesuksesan pembangunan.
Dan pada saat ini juga dikatakannya, banyak sekali pemberitaan terhadap perempuan, seperti kekerasan terhadap perempuan, diskriminasi, ataupun pembangunan responsive gender dalam peran sosial perempuan.
Namun menurutnya, bersamaan dengan itu, banyak juga perempuan yang menjabat penting didalam suatu media, hal itu artinya saat ini perempuan bisa juga menahan mengenai permasalahan tersebut.
“Maka dari itu, terkait permasalahan tersebut. Perempuan yang menjabat atau terlibat dalam kebijakan redaksi, bisa menahan atau menyuarakan hal tersebut kepada pada saat rapat redaksi,” ungkapnya.
Selanjutnya, ia juga menjelaskan isu pemberitaan yang ada di Kalimantan barat, dalam perspektif jurnalis perempuan.
“Saat ini ada dua media yang khusus memberikan full satu halamanya untuk pemberitaan perempuan, yakni Tribun pontianak, dan Pontianak Pos. Dan satu halaman untuk media cetak itu harganya mahal, tapi itu bentuk apresiasi terhadap peran perempuan juga penting,” jelasnya. (*)
Sumber : https://pontianak.tribunnews.com/2019/11/01/peran-jurnalis-perempuan-serta-isu-pemberitaan-terhadap-perempuan-di-kalbar