Upaya Pelestarian Tenun di Kalbar Melalui Seminar hingga Anugerah Kebudayaan
Pontianak – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Barat bekerja sama dengan PRCF Indonesia menggelar rangkaian kegiatan dalam rangka Peringatan Hari Tenun Nasional yang diperingati setiap tanggal 7 September.
Rangkaian kegiatannya meliputi seminar tenun, pameran tenun, Rakor PPKD, fashion show dan pemberian anugerah kebudayaan yang akan diselenggarakan di Hotel Ibis, Pontianak, pada tanggal 7 September 2024.
Seminar Tenun mengambil tema “Menenun Impian Mengikat Harapan” yang akan membahas mengenai preservasi tenun tradisional di Kalimantan Barat. Tenun, sebuah teknik pembuatan kain yang telah ada selama berabad-abad, merupakan simbol keanekaragaman budaya Indonesia dengan motif dan teknik yang unik. Namun, upaya pelestarian dan pengembangan tenun menghadapi berbagai tantangan terutama di era global saat ini. Sehubungan dengan hal tersebut maka acara ini akan menghadirkan para ahli, pengrajin, dan pemangku kepentingan dari berbagai sektor untuk berdiskusi dan menyusun strategi guna melestarikan seni wasra di Kalimantan Barat, khususnya tenun tradisional Dayak Iban dan Desa yang begitu berharga.
Para peserta seminar dalam kesempatan ini diharapkan dapat memperoleh wawasan baru mengenai upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan seni tenun tradisional, serta berkontribusi dalam menjaga warisan budaya yang kaya ini untuk generasi mendatang. Keseluruhan rangkaian kegiatan diharapkan dapat menjadi wadah dalam pembicaraan lebih serius mengenai:
1. Meningkatkan Kesadaran: Menyebarluaskan informasi tentang pentingnya preservasi tenun dan dampaknya terhadap budaya lokal serta ekonomi kreatif.
2. Networking: Membangun jaringan antara pengrajin, desainer, akademisi, dan pihak terkait untuk kolaborasi yang lebih efektif dalam preservasi tenun.
3. Mendorong komitmen bersama dalam pelestarian tenun tradisional.
Pembicara utama dalam seminar ini adalah Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalbar Rita Hastarita, akademisi Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak Wahdina, pelaku seni budaya Gusti Hendra Pratama, dan desainer Uke Tugimin. Seminar dipandu oleh moderator Fifiyati Hoesni, Dewan Pembina dan Koordinator Pemberdayaan Perempuan Yayasan PRCF Indonesia.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Dana Indonesiana, sebuah inisiatif nasional yang bertujuan untuk melestarikan dan mempromosikan warisan budaya Indonesia serta memberi kesempatan pada pelaku budaya untuk mengakses langsung program kebudayaan yang dibiayai negara.
Selain dukungan dari Dana Indonesiana, acara ini juga didukung oleh Samdhana Institute dan TFCA Kalimantan, organisasi yang berkomitmen untuk melestarikan budaya dan lingkungan di Indonesia.
Acara Malam Anugerah Kebudayaan
Sebagaimana tadi telah diungkapkan, bahwa selain kegiatan seminar, juga akan ditampilkan pameran karya tenun yang menunjukkan keindahan dan keragaman teknik tenun tradisional. Pameran tenun dimaksud akan menampilkan sekitar 100 karya tenun yang merupakan karya dari lebih dari 30 orang penenun dari Kabupaten Sintang dan Kapuas Hulu. Pengunjung tidak hanya dimanjakan oleh koleksi hasil tenun tetapi juga akan diedukasi tentang bagaimana teknik memintal kapas menjadi benang, teknik menenun, teknik pewarnaan alam dan lain sebagainya.
Selanjutnya untuk acara Malam Anugerah Kebuudayaan akan menampikan fashion show oleh tamu undangan, peserta pelatihan tenun serta profesional model yang akan mengenakan berbagai motif tenun khas Kalimantan Barat. Fashion show produk turunan tenun tradisional diselenggarakan sebagai upaya untuk mengangkat dan memodernisasi warisan budaya yang kaya ini ke dalam dunia fashion kontemporer.
Latar belakang kegiatan ini adalah keinginan untuk menjembatani antara keindahan dan keunikan tenun tradisional dengan trend fashion masa kini, sehingga tenun tidak hanya dilihat sebagai produk budaya yang statis, tetapi sebagai bahan yang dinamis dan relevan dalam industri mode global.
Tujuannya adalah untuk memperkenalkan kepada khalayak luas, baik di tingkat nasional maupun internasional, bagaimana tenun tradisional dapat diolah menjadi berbagai produk fashion yang elegan dan inovatif, serta mendorong pelaku industri mode dan masyarakat untuk lebih menghargai dan mendukung keberlanjutan kerajinan tenun lokal.
Puncak acara Peringatan Hari Tenun Nasional dan Anugerah Kebudayaan adalah penyerahan penghargaan oleh Pj. Gubernur Kalimantan Barat, dr. Horisson, M.Kes kepada penenun, Perempuan Pelestari Tenun, Maestro dan Pelestari Budaya dari seluruh Kabupaten Kota di Kalimantan Barat.
Pemberian penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi dari pemerintah maupun lembaga non pemerintah terhadap kontribusi pihak-pihak dalam upaya pelestarian tenun maupun adat tradisi serta kesenian yang ada di Kalimantan Barat.
“Kami berharap rangkaian acara ini, dari seminar hingga malam penganugerahan, dapat menjadi langkah awal untuk tindakan yang lebih besar dalam melestarikan seni tenun yang merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas budaya kita,” kata Imanul Huda, Direktur PRCF Indonesia.
Rita Hastarita lebih lanjut menyampaikan bahwa “Kolaborasi antara berbagai pihak adalah kunci untuk memastikan warisan budaya ini terus hidup dan berkembang,” ujarnya