Perluas Dukungan UMKM, Bank Kalbar Siap Jangkau Kredit 30 Persen pada Tahun Depan
Bank Kalbar berkomitmen memberikan berbagai fasilitas kredit UMKM Kalbar sebagai bagian upaya mendukung program dan iklim penguatan ekonomi pemerintah daerah.
Menurut Direktur Utama Bank Kalbar, Rokidi, hal ini akan semakin menguatkan bank daerah itu untuk berekspansi makin luas, terutama mendukung modal bagi usaha kecil menengah.
“Di HUT Bank Kalbar yang ke 59 ini, harapan tentu fokus kami menjadi mitra terpercaya masyarakat dan UMKM,” katanya, belum lama ini.
Rokidi optimis, Bank Kalbar akan bisa bersaing dan menjadi tuan rumah di daerah sendiri dalam hal mendukung dan menguatkan UMKM.
“Kita ingin menjadi tuan rumah di daerah sendiri. Bukan hanya sebatas di sini saja. Bank Kalbar harus bisa berkiprah sampai ke luar. Artinya, dikenal di luar Kalimantan Barat,” ujarnya.
Target Bank Kalbar dalam mendukung UMKM hingga mencapai 30 persen. Makanya berbagai kemudahan bagi usaha kecil terus dilakukan.
“Kita konsen menggarap pasar UMKM ini. Pemerintah berapa mintanya? 30 persenkan. Nah, di tahun 2024 ke depan akan kita kejar ke sana,” optimis Rokidi.
Diakuinya, bukan hanya Bank Kalbar yang mempunyai target serupa. Bank lain juga punya misi mendukung dan menjadi mitra para UMKM ini. Namun, Rokidi optimis Bank Kalbar akan mencapai target tersebut.
“Kita tidak ada masalah dalam hal itu. Toh pangsa pasar kita untuk UMKM sangat tinggi. Tetap kita akan genjot UMKM seperti apa yang diharapkan dan diinginkan pemerintah,” katanya lagi.
Untuk mencapai itu, Rokidi paham betul tidak mudah tanpa ada inovasi dan terobosan baru. Ditambah pelayanan yang makin dimaksimalkan.
“Saat ini kita sudah ada dua kantor cabang khusus melayani UMKM. Kita ada kantor cabang pembantu di Pasar Flamboyan. Insya Allah tahun depan saya akan buka lagi di Ketapang. Mungkin akan buka lagi di tempat lain yang punya potensi,” jelasnya.
Rokidi juga paham betul, UMKM menjadi pendongkrak ekonomi di daerah. UMKM termasuk sektor tahan banting yang mampu membuat negara sekalipun bisa stabil.
“UMKM membuat daerah sangat sulit terimbas oleh kondisi apapun. Nah betapa pemerintah konsen untuk UMKM ini karena kuatnya sektor yang tahan dalam kondisi apapun ini,” ungkap Rokidi.
Pihaknya pun terus mendorong UMKM menggunakan berbagai fasilitas kredit yang ditawarkan, mengingat bank daerah ini menjanjikan banyak kemudahan plus kenyamanan mitranya.
“Ada skema kami, yaitu KUM Peduli. Kumpeduli itu ratenya 5 persen. Tidak perlu agunan untuk pinjaman Rp5 juta dan untuk tiga tahun kreditnya. Jika ingin lebih lagi setelah UMKM itu sukses. Kita akan berikan yang lebih besar lagi bisa sekitar Rp10-50 juta. Tarifnya tetap saja 5 persen tapi sudah ada agunan,” terangnya.
Terbaru, Bank Kalbar memiliki program KUR cukup besar di tahun ini dengan rate sebesar 6 persen. Program itu, harusnya bisa dimanfaatkan masyarakat dan pelaku usaha.
“Saya harap KUR ini bisa dimanfaatkan dengan baik. Hanya 6 persen, dan KUR itu bisa sampai Rp500 juta. Inikan sangat-sangat membantu para pengusaha kecil dan menengah. Silahkan itu dimanfaatkan dan kami siap melayani,” ucap pria yang baru saja diganjar penghargaan atas pencapaian mengelola Bank Kalbar ini.
Usia 59 tahun, usia tak mudah bagi sebuah lembaga keuangan daerah untuk bisa terus eksis dan stabil bahkan menguat. Namun, Bank Kalbar bisa membuktikan hal itu.
Seperti diungkap Kepala OJK Kalbar, Maulana Yasin. Bank Kalbar kali ini mampu mengemban amanah yang lebih luas.
“Alhamdulillah, selama ini Bank Kalbar telah banyak sekali mendapatkan penghargaan dari berbagai pihak. Ini menunjukan kesolidan tumbuh kembang komitmen untuk terus bertumbuh,” ujarnya.
Saat ini, perbankan masih mencatatkan ketentuan 20 persen dalam penyaluran kredit untuk UMKM, termasuk di Kalbar. Ketentuan 20 persen itu dari OJK dengan harapan, UMKM juga menjadi target sasaran dalam memperoleh modal.
“Jadi diwajibkan kepada perbankan untuk menyalurkan kreditnya kepada UMKM itu 20 persen dari total kredit secara keseluruhan. Minimal 20 persen, ini kan sudah dicapai oleh Bank Kalbar,” paparnya.
Angka 20 persen itu ke depan harus bisa menjadi 30 persen bisa dilakukan oleh Bank Kalbar. Ini penting dilakukan agar tetap sesuai ketentuan yang ditetapkan OJK.
OJK berharap Bank Kalbar bisa meningkatkan kinerjanya agar bisa bersaing dengan lembaga-lembaga sejenis.
Maulana Yasin optimis, Bank Kalbar akan mampu menguasai ceruk pasar lokal, mengingat berbagai kemudahan dengan layanan maksimal bisa menjadi kekuatan bank daerah tersebut.
“Ini sejalan dengan tujuan OJK mengawasi berbagai jasa keuangan agar lembaga keuangan seperti Bank Kalbar terus berkelanjutan, sehat, sehingga tetap kita awasi,” terangnya.
Maulana Yasin meminta Bank Kalbar terus melakukan efektivitas efisiensi kerja dan biaya, sehingga harapan masyarakat untuk sejumlah biaya nasabah bisa lebih kecil.
“Ini tantangan karena semua itu harus lebih efesien. Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) itukan ditetapkan dari pemberian dana pihak ketiga plus dengan biaya-biaya operasional lainnya,” katanya lagi.
“Biaya operasional itulah yang harus ditekan. Harus diupayakan lebih kecil lagi. Ini agar SBDK juga lebih rendah. Ke depan, Bank Kalbar bisa makin baik dan makin luas jaringannya,” sambung pimpinan tertinggi OJK Kalbar ini.