SLPI Dorong Pengarusutamaan Gender di Sektor Kelapa Sawit
PONTIANAK – Sustainable Landscape Program Indonesia (SLPI) menyelenggarakan webinar bertajuk Bintang (Bincang & Tanggap) SLPI dengan tema “Meningkatkan Kesetaraan Gender Melalui Praktik Terbaik di Sektor Kelapa Sawit”. Acara ini bertujuan mendorong berbagi pengetahuan dan praktik terbaik untuk menciptakan sektor kelapa sawit yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Redy Prasetyo, Analis Kebijakan Ahli Madya di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dalam pemaparannya menyebutkan bahwa Indonesia sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia memiliki tanggung jawab besar dalam mengintegrasikan perspektif gender ke dalam praktik keberlanjutan. “Perempuan memainkan peran penting di sektor ini, namun perannya sering kali tidak diakui. Saatnya kita mengubah narasi ini,” tegasnya.
Kesetaraan gender menjadi pilar utama dalam pengelolaan kelapa sawit berkelanjutan. Langkah ini didukung melalui sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) yang sejak 2011 telah memasukkan aspek gender sebagai salah satu elemen penting. Sertifikasi RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) juga menekankan pentingnya isu gender dan lingkungan dalam standar mereka.
Wiene Andriyana, Technical Analyst di Environment Unit UNDP Indonesia, menyampaikan bahwa kolaborasi multipihak diperlukan untuk mengintegrasikan gender dalam rantai nilai kelapa sawit. “Melibatkan perempuan secara aktif bukanlah beban, melainkan peluang. Hal ini dapat menghasilkan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan yang lebih besar,” ujarnya.
Upaya konkret juga datang dari pemerintah daerah. Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, yang pada 2023 meraih penghargaan terkait implementasi Pengarusutamaan Gender (PUG), menunjukkan komitmen ini. Kepala Dinas Lingkungan Hidup, E. A. Rafiddin Rizal, menegaskan bahwa kebijakan daerah harus memberikan akses setara bagi perempuan dalam pelatihan, sumber daya, dan pengambilan keputusan. “Melalui regulasi seperti Perda No. 7 Tahun 2018 tentang Pembangunan Perkebunan Berkelanjutan, kami berkomitmen untuk mendukung produktivitas dan kesejahteraan petani, termasuk perempuan,” jelasnya.
Dukungan dari sektor swasta juga disorot dalam webinar ini. Maria Yulianti dari GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) menyampaikan bahwa perusahaan memainkan peran penting dalam mendorong kesetaraan gender. “Kami telah menginisiasi berbagai program, termasuk pembentukan komite gender dan penyediaan fasilitas ramah perempuan di tempat kerja,” ungkapnya.
Webinar ini menjadi langkah awal SLPI dalam menciptakan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk kebijakan yang lebih inklusif dan berkelanjutan di sektor kelapa sawit.